Minggu, November 04, 2007

Pemburu Kedinginan

Ini adalah kisah lika-liku orang-orang yang kurang kerjaan tapi dengan talenta yang luar biasa dibidangnya. Membunuh! Sasaran pembunuhan bisa berupa hewan atau tanaman. Pembunuhan dilakukan di sekitar kawasan lereng gunung Sumbing atau lebih tepatnya di daerah Ngadirejo Candiroto (ralat atas permintaan Donny biggrin).

Sebagai salah satu penghasil kopi, suasana Ngadirejo sepertinya memang cocok untuk pengisi kegiatan musim dingin. Tempatnya yang tinggi, flora faunanya yang komplit, dan pemandangan yang menakjubkan.

Untuk mencapai tempat itu tidaklah begitu sulit, walaupun terhitung berada agak di pedalaman (dibanding dengan kota kecamatannya, Parakan). Jika dari rumah, bisa ditempuh dengan sepeda motor atau bisa juga kendaraan umum dengan waktu tempuh ± satu jam. Tapi, saya lebih suka ke sana dengan menunggangi kuda besi saya --Si Boy-- yang sudah setia menemani saya lebih dari sepuluh tahun, yaitu sebuah motor dengan merk grand keluaran tahun 94.

Biasanya sebelum ke sana, saya mengkorfimasi dulu dengan rekan-rekan cabang yang ada di daerah per-jakal-an. Apakah ada rencana perburuan untuk musim ini? Dan kalau sudah ada konfirmasi, dan sepakat nembak barulah kita sepakat kapan akan datang ke sana.

Base Camp-nya adalah rumah Doni dan Tole (nama panggilan, aslinya Andri). Persiapan yang diperlukan tidaklah begitu rumit. Paling ya menyiapkan sebuah senapan sharp inova yang sudah tua, satu set pakaian, satu set alat bersih-bersih dan seperti biasa, sebuah pisau victorinox.

Sebagai tempat yang sepi, tempat itu mempunyai beberapa piaraan berjenis anjing, yang walaupun bukan merupakan anjing buru --semacam Doberman-- tetapi lumayan galak juga untuk sedikit membuat saya jiper. Biasanya kalau para anjing itu sudah ribut menyalak, Donny atau Tole , teman saya akan keluar sambil memanggil-manggil piaraannya. Barulah saya bisa lega.

Tole dan Doni adalah kakak beradik yang mewarisi beberapa ladang kopi di daerah Ngadirejo. Mereka hidup bersama seorang ibu --janda-- baik dan belum begitu tua. Sedangkan ayah mereka telah beberapa tahun silam tiada. Tole disini diplot sebagai kakak Doni dan biasanya di tangannya selalu terselip rokok klobot dan selalu akrab menyapa saya dengan panggilan Hi Ro! (nggak pake ™) begitu biasa dia memanggil, dengan sedikit tersenyum.

Setelah bersapa-tegur, ngobrol sana-sini, yang terjadi biasanya adalah acara mempertajam ketrampilan. Acara ini biasanya berisi kegiatan dimana kami saling mengasah ketrampilan masing-masing dalam menembak. Sasaran yang dijadikan ajang latihan adalah botol air minum yang terisi kerikil ( biar tidak terbang-terbang). Dan kemudian botol ini diikat dengan tali pada salah satu ujungnya, baru disangkutkan ke pohon dengan kira-kira tingginya ± 15 m. Dan jujur saja, diantara kita-kita, cara menembak saya adalah yang paling payah. Sedangkan yang terbaik, menurut saya masih dipegang Doni (dengan senapan andalan BSA tua) yang terkadang mengingatkan saya pada Mark Wahlberg, dalam film Shooter,

Setelah itu, biasanya adalah acara nyantai-nyantai, yang bisa di isi dengan bermain musik. Baru pada paginya kita melakukan perburuan, atau kalau dalam istilah kita-kita biasa menyebut hunting suck (karena jarang dapet, cuman dapet capeknya doang).


Pagi-pagi sekali, ketika kami bangun biasanya sudah tersedia beberapa gelas kopi di atas baki menunggu untuk diminum, yang sudah siap sejak kita masih lelap terbuai mimpi. Pembuatnya adalah ibunya si Doni dan sudah pasti dengan kopi original gilingan koperasi.

Sementara itu, dikejauhan terdengar suara raungan CJ7 tua. Ternyata Tole yang sedang menyiapkan kendaraan tempur. Keluarga ini memiliki dua mobil lapangan CJ7 (setir kiri) . Satu mobil dipegang Doni satunya lagi dipegang oleh Tole. Tapi sepertinya, yang masih bertahan sampai sekarang adalah yang punya Tole itu. Ini juga tak luput dari cara dia mempertahankan keawetan mobilnya, salah satu caranya adalah meng-kanibal onderdil-onderdil mobilnya Doni, untuk dipasang dimobilnya.

Setelah semuanya siap, berangkatlah para pemburu kedinginan yang selalu punya slogan "A Hunter Not Just A Killer, Also Traveler "

Tidak ada komentar: