Jumat, Juli 16, 2010

Install Ubuntu Server & Ubuntu Dekstop 10.04

Melanjutkan kisah kemarin tentang obsesi install Ubuntu (lagi) setelah sekian lama absen dari dunia per-Ubuntu-an. Jadi, ketika Wonosobo mengadakan Wonosobo Expo 2010 dan saya sedang kluyuran ketemu old pal yang jualan komputer itu. Oiya, saya beli keyboard dan kabel USB panjang yang bisa untuk disambung-sambung. Secara sambil lalu lihat brosur kok ada list Ubuntu (server & desktop). "Tak beli sini dua-duanya" kata saya. "Ndak usah sama sampean cukup setor flashdisk" balasnya. Ya okelah tranfer file pun berlangsung. Setelah itu segera saja diburn ke cd.

Cukup lama kedua keping cd itu ndongkrok di meja. ehm..males... ehm.. ihihihi..

Pada kesempatan lain, saya peroleh lungsuran PC P4 2,8 Ghz RAM 256Mb Hardisk 40Gb. "Cukup", pikir saya. Sampai pada beberapa waktu proses menginstall Ubuntu belum terlaksana, malah menceng lagi, iseng saya install Win XP. Lumayan..ngehang, dan terkadang walaupun jalan dan gak ngehang, tapi terasa lelet.

Karena kebetulan Expo masih belum tutup maka dicarilah RAM DDR I lagi untuk tambah-tambah modal. Cari yang 1 Gb tidak kesampean, barang langka si. Ya terang saja saya alih channel ke yang ada dan didapat yang 512 Mb sehingga total menjadi 768 Mb. "Lumayanlah cukup", pikir saya. Win Xp tetep belum memuaskan, terutama jika dihubungkan dengan keinginan saya sebagaimana tersebut di atas.

Akhirnya ya begitulah saya putuskan saja mendadak "Ubuntu server!". Dan....blar ..! working like a charm. Baiklah, memang lancar tapi kok monitornya item melulu lama-lama bosen selain itu repot juga, saya pun coba untuk menindih Ubuntu Server dengan Ubuntu desktop dan meluncurlah sudo apt-get install Ubuntu-Desktop. Plus minus 5 jam proses download berlangsung. Dan hasilnya pun... blar...! working like charm...

Masih belum puas sampai disitu, saya coba localhost, sebagai final experimen saya. Dan mengistall wordpress dan blar..! working like a charm again.

(Semua proses tidak diceritakan, asli mbosenin, gilak apa 5 jam belum ditambah install yang server)

Oiya, disitu tidak ada partisi ntfs atau FAT32 sama sekali. Mutlak hardisk 40 Gb saya alokasikan untuk ext4 full, biar tidak mules. Dengan komposisi 12 Gb untuk primary dan 1 Gb untuk swap sedangkan sisanya ya untuk gudang.

Dah ah, gitu dulu, dan kesan saya "it's worth".

Jumat, Mei 14, 2010

Dicoba

Karena satu dan lain hal, nyeting ulang email hp. Pagi2. Susah tidur. Seharusnya judulnya repot. Go!

Sabtu, April 17, 2010

Toko komputer di pojok jalan


Ingin menulis tetapi tidak tahu menulis apa. Mengumpulkan sisa-sisa energi yang tersisa untuk mampu menulis sekedarnya. Tadi sore datang ke kondangan teman SMA ketemu beberapa teman lama. Salah satunya hendak membuka toko komputer. Ini sih saya seneng banget karena yang bukak memang sudah terbukti ahli dibidangnya.

Nah lama-lama mulai kebuka tabir kabut malam. Jadi pada kesempatan itu saya pergunakan untuk konsultasi, dikit-dikit. Jadi tadi mendiskusi tentang program yang ruwet itu (programnya anonim aja deh). Yang konon kabarnya harus menunggang apache dengan dikombinasikan sedel pgsql. Komentarnya bagus juga, yaitu programnya terlalu gemuk. Sedangkan disatu sisi ada yang lebih mini lagi tetapi powerful. Saya tidak komentar banyak, karena konon memang konstrainnya banyak tur gek ya nggak mudeng. Ini sih hubungannya sama pgsqlnya. Jadi diselidiki belum begitu jelas dimana kegemukannya. Menurut saya, itu pas. Dengan sedikit pertimbangan yang juga masih kabur. Walah nggladrah.

Akhirnya diputuskan untuk instal Ubuntu (lagi) di laptop saya ini. Pada kesempatan pertama dicoba instal pake flashdisk dan berhasil booting, hanya saja gagal pada proses instalnya maka bergantilah cara mengisntal dengan DVD CD Ubuntu versi 9.04 dan gagal. Secara sengaja memang saya pernah pesan Ubuntu hanya saja yang dua terakhir masih belum terbuka bungkusnya. Ketika dibuka masih ada stikernya dan stiker Ubuntunya diminta, ya saya bolehkan saja karena dia lebih maniak pada OS yang kaya gituan, lebih pantes. Paling juga kalo dipasang di lid laptop saya paling juga laptopnya tiarap, minder. Kembali pada instalasi, proses instal masih juga gagal. Tidak tahu kenapa, katanya memang laptopnya yang sudah ketuaan (2004= 6 tahun, moga2 panjang umur .. Amin).

Nah, pada kesempatan itu saya kagum pada flashdisknya yang berisi berbagai macam OS atau tool-tool yang berguna. Ketika saya tanya bagaimana caranya, dia mengajukan blognya. Nah biar tidak tersesat kalau saya coba menuliskan caranya disini (belum nyoba juga si) maka sebaiknya menuju kesumbernya yang jelas telah ditulis dengan runut dan kemampuan yang memang sudah pada tempatnya yaitu di sini . Artikel-artikel bermanfaat lainnya juga dapat ditemui di sana di TechnoManiac's Blog: Longkrang, Wonosobo.

Minggu, Maret 21, 2010

Meletus lampu hijau..dor!

Malam ini saya telah dengan sukses membuat DIR-300 kesayangan saya benar-benar wafat dengan tidak tenang laughing. Yah, karena kerusakan terjadi pada organ dalam, maka ndak ada screen shoot.

Kesalahan terjadi ketika salah ngoplos kabel antara kutub positif dan negatif. Murni ini memang human erorr saya sebagai manusia. Ya iyalah masa sebagai monkey nguk.. laughing

Pelajarannya?
1. syukurin.
2. cek gambar colokan di body mesin.
3. punya bahan ngeblog.
4. bahan ketawaan atas 'kejeniusan saya' (ngga tega ngatain diri sendiri edi.. e-di-o-te laughing)

Mungkin sekalian kesempatan pindah orientasi ke alat lain. Tersangka utama kayaknya linksys, tapi entahlah terlanjur enak pake dir-300. Apapun pilihannya dipastikan bakal bikin bokek.. doh

Selasa, Februari 02, 2010

flv ke mp3 dengan vlc

Mengubah file flv menjadi mp3 dengan menggunakan vlc adalah sebagai berikut:
1. download vlc di http://www.videolan.org/vlc/
2. anggap vlc sudah terpasang
3. media-->convert atau ctrl+R
4. ikuti gambar1 : pilih profil mp3

gambar1

5. ikuti gambar2 : memberi nama berkas dengan alamat penyimpanan lengkap dengan ekstensi berkas yaitu .mp3 (wajib) terus klik gambar kunci dan obeng disebelahnya profile sebagaimana disebutkan pada langkah 4.


gambar2


6. ikuti gambar3: ini tidak penting-penting amat, ngikut aja gitu


gambar3


7. ikuti gambar4: video codec tidak ada yang dicentang

gambar4


8. ikuti gambar5 pilih audio codec mp3 sample rate standar 44100 Hz saya kalau ingat lebih senang 48000 Hz, terus di save

gambar5

9. ikuti gambar6 alias start.


gambar6


10. pada laptop saya vlc biasanya nge-freeze jangan diutak-atik tunggu sampai normal dan tulisan streaming menghilang.
11. kurang lebihnya demikian
12. selesai

Senin, Januari 11, 2010

Mengganti AC Adaptor DIR 300 dengan Power Supply PC

Ketika hujan tiba dan petir menyambar-nyambar pada waktu yang lalu, beberapa peralatan keras terkena imbasnya. Mereka adalah antara lain ADSL router merk articonet (gratisan dari telkom) dan DIR 300 (beli sendiri). Kalau articonetnya emang disinyalir mati beneran, sedangkan DIR 300 hanya adaptornya (prediksi sementara). Untuk itu, segeralah saya keliling kota untuk mencari penggantinya.

Pertama-tama mencari pengganti Modem ADSL dan dapat gantinya merk TP Link (di toko adanya hanya itu dan itupun sepertinya tinggal sisa-sisa). Sementara itu, untuk DIR 300-nya saya pusing beneran, walaupun sebenarnya warranty-nya masih bunyi, tapi karena satu dan lain hal saya males berurusan sama yang namanya warranty-warranty-an gitu, berakibat membuat saya tetap pusing (walau ada warranty-nya). Dan nasib DIR 300 masih menggantung.

Tiap kali mau konek harus uncluk-uncluk gotong laptop mendekati sumbernya, kan ya capek deh, maka saya pun berupaya lagi keliling kota untuk cari adaptor-adaptoran. Tapi sayangnya usaha saya tidak menemukan hasil, beberapa tukang servis yang saya mintai keterangan cenderung angkat tangan dan atau geleng kepala. Lha njuk piye?!!!


Bongkar-bongkar kardus akhirnya menemukan sebongkah power supply yang wujudnya sudah nggilani alias karatan. Hehehehe... batin saya, dicoba ah. Mula-mula biasa saja, lama-lama pusing. Adaptor DIR 300 input-nya 5V - 1.2 A, sedangkan seingat dan setahu saya dulu kalau power supply itu output-nya 12 V (dan saya keliru).

Entah kebetulan entah disengaja, ketika membongkar kardus, bersamaan dengan pencarian power supply, saya menemukan juga ada cd rom (yang selamat dari kekejaman memenuhi ambisi) bekas, dan di belakangnya menyebutkan angka 5 V untuk yang kiri dan 12 V untuk yang kanan. Untuk membuktikannya saya ambil multitester dan saya colok yang merah dan hitam, hupla 5 Volt!

Langkah selanjutnya potong jack adaptor mana entah punya siapa dan dimasukkan, dan ternyata lampu-lampu indikator DIR 300 itupun nyala semua. Entah bertahan berapa lama kondisi seperti ini, belum teruji, tapi yang jelas memang jadi semrawut. Ilustrasi ada di bawah ini:

P1110001P1110003P1110004P1110095P1110096P1110097