Senin, Desember 10, 2007

Negeri Di Awan

Untuk mendiskripsikan/mengungkapkan sebuah tempat /perasaan memang susah, tapi tetap dicoba biggrin dan bisa dengan beberapa cara. Beberapa contohnya adalah berikut ini:

1. Ungkapkan dengan puisi

sibak kabut merengkuh takut
angin menjepit menjerit sakit
terhimpit bukit angkuh runtuh
berkilap nur terjang kabut pedut
halau maut tengah kalut cancut

daun ranting meringis nangis
tatap lumpur tak acuh melirik sirik
titik peluh melingkar gahar
longgar membongkar menggurat
menoreh wajah lelah
jalar jalan kian jauh

sibak bukit serupa sesepuh lumpuh
pekat hitam malalap silau redup
raut sang surya garang meradang
murung merenung tanggung gemulung
gunung tegar menghampar segar


2. Ungkapkan dengan karangan, misalnya di bawah ini:

Tinggi tempat itu tak membuat kami --tukang ojek dan penumpangnya (saya)-- menyerah begitu saja menerjang jalan yang menjulang tinggi. Jalan sempit selebar kira-kira satu meter --tersusun dari batu-batu gunung (sistem Telford/rolak)-- tidaklah membuat surut. Memang dingin dan gelap susana saat itu. Tebal kabut menutup jalanan hampir sejauh sepuluh meter.

Di sekeliling, nampak pohon pinus yang besar-besar. Sepertinya ini memang masih hutan perawan. Lagian siapa juga yang mau menggrandong di ketinggian segini. Belum lagi kalau terkena resiko kepergok warga setempat. Pokonya lebat dan rindang. Kalau sudah begini lupa deh sama semua tetek-bengek.

Hutan lebatnya membuat saya dapat menghirup oksigen sepuas-puasnya. Pohon-pohon pun nampak menyeringai, seolah ngledek. "Mau nyedot asap knalpot sampai puas juga silakan, ntar gua dah yang ngatasin karbonnya smug"


Kata Pak Kades, jalan ini memang hendak ditujukan bagi para pendaki gunung. Saya pikir gila juga idenya. Walau tidak begitu inovatif, tapi kreatif. Sepertinya di lereng Tengger juga ada sih. "Ngangkut batu saja pakai motor mas". Weh, busyet. Kalau bukan tekat kuat masyarakat setempat, mungkin sulit jadi juga itu jalan.

Beberapa motor memang terlihat sudah dimodifikasi supaya kuat menghadapi medan berat. Kebanyakan memang motor honda cowok yang dimodif. Ketika saya nanya "kalau motor cewe?" "Ya kuat mas, hanya saja sekali naik paling juga jebol."


Ketika kami barhenti, tempat itu bukanlah ending-nya. Masih se-unyil jalan saja. Untuk benar-benar sampai akhir jalan --end of the road ciee..-- masih jauh. Tapi segitu saja sudah membuat puas kok. Segernya.*


3. Dengerin lagunya Katon Bagaskara: Negeri Di Awan atau bisa juga lagunya Nicky Astria: Jangan Ada Angkara (maksa biggrin )
...
jangan lagi ada angkara
demi damai jiwaku
jangan lagi ada prasangka
yang kan menyiksamu
demi cinta kita

begitu banyak jalan berliku
jangan luruhkan tegarnya hatimu
dan ku akan kembali setiap langkahmu
bersamaku
...


4. Lihat saja fotonya


terhimpit bukit

3 komentar:

Budi Rahardjo mengatakan...

ini lokasinya dimana? cocok untuk film lords of the rings. he he he

:: atok ajar nulis :: mengatakan...

Maap pak, keasikan hanging out (persisnya ke blog pak Budi hahaha..) malah lupa cek email hehe..sampai ndak tau kalau ada Pak Budi ninggal komen.

Lokasinya ada di desa Kwadungan, Kecamatan Kalikajar, Kecamatan Wonosobo, Kabupaten Wonosobo. Di id.wikipedia (persisnya di sini) ada (^_^)

:: atok ajar nulis :: mengatakan...

ralat atasnya (^__^)

Kecamatan Kalikajar yang bener

(walah grogi...LOL)