Jumat, September 21, 2007

Sotrek-menyotrek

Salah satu hobi saya yang selama ini terabaikan adalah apa yang disebut dengan sotrek-menyotrek, atau dengan kata lain yang lebih keren yaitu fotografi. Dalam hal ini, pengalaman saya memang tidaklah banyak, disatu sisi karena basic saya bukan bagian fotografi dan rekans' dan di lain sisi karena secara defacto saya memang tidak punya kamera pribadi. Jadi bagaimana ceritanya kok saya bisa kenal foto-memfoto?

Diawali dari hobi sodara saya yang emang suka foto-memfoto, dari cara dia memperlakukan kamera, mempermak hasil jepretan, dan juga termasuk caranya mengambil angel jepretan (menyatukan jari telunjuk dan jempol kedua tangan sehingga membentuk frame sambil memicingkan sebelah mata) yang terlihat seperti orang sinting. Dari situlah awal ketertarikan saya, menjadi sebagian dari orang sinting..canda. Tapi disamping itu, ada lagi satu yang penting dan yang terutama, adalah filosofi dia tentang fotografi itu sendiri yaitu "sesuatu akan nampak beda dilihat dari mata kamera" (memangnya kamera punya mata ya? biggrin).

Perkenalan saya pertama kali yang bisa disebut (agak) serius mungkin dengan kamera Pentax SLR jaman dulu (lupa serinya, tapi yang pasti culun modelnya). Ini saya lakukan pada saat kelas satu SMA. Namanya learning by doing, kekacauan tentu tak terelakkan, dari korban film roll-rollan, gagal melepas negatif film, sampai pengaturan cahaya dan kecepatan pun saya tidak tahu. Hafalnya hanya f5,6 s:60. Pokoknya yang bisa saya lakukan ya njepret aja, alias asal njepret (ngga pake karet atau kolor tapi.. biggrin).

Kemudian pada saat-saat kuliah, perkenalan saya meningkat pada kamera yang (menurut saya) lebih canggih dikit, yaitu Nikon F601. Dari sini saya agak terbantu dengan kemampuan auto focus Nikon ini, jadi saya tidak perlu pusing-pusing mencari titik fokus, yang saya perhatikan tinggal pada pengaturan kecepatan dan diafragma (ini pun sebenarnya bisa otomatis). Ya, lebih enak memang, tapi tetep .. hasilnya parah (mungkin bisa dilihat pada header blog ini, itulah salah satu hasil jepretannya).

Kemudian perkenalan saya lanjutan pada apa yang disebut pada kamera digital. Kamera digital yang pertama saya sentuh adalah Mercury DigitalCam Pro, hasil contoh ada di fliker sini. Namayan juga kamera digital (poket lagi), ini lebih enak tata cara pengambilannya, tapi tetep, asal jepret! Lumayan bertahan agak lama pakai yang ginian ini.

Dan terakhir, sakarang saya sedang menaruh minat pada kamera Olympus Fe115 , yang hasilnya bisa dilihat di samping. Lumayan kan? (parahnya.. biggrin)

Sedikit ulasan Olympus FE115 sejauh tangan memegang:

Kelebihan:
- bisa super macro
- bisa panorama
- bonus Olympus master --on CD yang berserial number-- untuk editing dan lain-lain, tapi yang paling penting adalah menyatukan produk panorama.

kekurangan:
- hasil rekam filemnya (avi) tidak ada suara
- Seperti disebutkan dalam manual, panorama hanya dapat dilakukan khusus dengan Olympus xD card.
- Ada beberapa fungsi yang lain yang didukung Olympus Master ternyata juga meminta serial number xD-card.
- Dibutuhkan dua serial number, satu untuk CD-nya dan satu untuk xD-card-nya.

kesimpulan:
- cocok untuk yang fokus pada foto-memfoto saja (tampa rekam suara dll yang sudah disebutkan diatas)
- terlalu repot dengan banyaknya permintaan serial number.
- bentuknya kurang kecil (susah di dimasukkan kantong pakaian)
- pengambilan tanpa blitz atau slow speed dan tanpa tripod menuntut kondisi badan fotografer dalam keadaan prima (agar foto tidak blur).
- xD-card meminta suplai energy setrum yang lumayan gede.

Catetan:

- Nyontek punya-nya : Ryosaeba
- Semua kamera yang telah disebutkan adalah pinjaman! biggrin

Tidak ada komentar: